Hai IPers
Sharing is caring. Quotes cantik ini sudah lama mengudara di atmosfer komunitas Ibu Profesional (IP). Berbagi adalah bentuk kepedulian. Tak sekedar dibingkai sebagai quotes cantik, sharing is caring dibumikan menjadi core value Ibu Profesional. Harapannya semua member IP memiliki nilai mulia ini. Bagaimana cara menggali nilai berbagi, penulis punya kiat-kiat dari tokoh muda, seorang pembaharu di bidang digital education, Iman Usman.
Profil Iman Usman
IPers kenal sosok Iman Usman? Paling dikenal sebagai founder Ruangguru. Sebuah start up dibidang teknologi pendidikan, platform yang paling populer dan diunduh oleh lebih dari 11 juta pengguna Indonesia. Iman Usman yang sejak kecil berprestasi di sekolah, terus concern dibidang pendidikan. Hingga menjadi inovator dan changemaker dibidang pendidikan yang berhasil menyabet berbagai penghargaan bergengsi di dalam dan luar negeri. Singkat kata, Iman Usman adalah pemuda dengan segenap potensi, bakat, skill dan value yang luar biasa!
Buku ‘Masih Belajar’ Iman Usman
Perjalanannya mencapai titik kesuksesan dibidang pendidikan tentu penuh liku dan kisah berharga. Iman Usman menceritakannya dalam buku ‘Masih Belajar’. Bermaksud berbagi kisah hidup sekaligus pelajaran yang ia dapat selama perjalanan hidupnya. Selain sebagai karya dan pengingat diri, Iman Usman berpikir perjalananannya yang tidak sempurna bisa dibagikan ceritanya. Sejatinya, hidup ini tak ada yang sempurna, bukan?
Iman Usman berharap dari buku ‘Masih Belajar’, banyak pesan dan hikmah yang bisa diserap oleh pembacanya. Buku ‘Masih Belajar’ Iman Usman bermuatan banyak value yang sangat berharga, untuk sesama generasi muda juga untuk kita semua, para orang tua. Tulisan ini fokus membahas menggali nilai berbagi ala Iman Usman.
Kenapa Iman Usman?
Kenapa Iman Usman? Kiprah social activity Iman Usman santer terdengar. Disamping prestasinya di bidang akademis, seorang young leader dan changemaker ini juga concern social sharing. Tak sedikit gerakan dan projectnya yang bernafas charity. Bagaimana bisa seorang anak muda yang sibuk dengan segudang aktivitas produktifnya sudi mengalokasikan waktu dan tenaganya untuk orang lain! Mari kita menggali nilai berbagi seorang Iman Usman.
Berbagi Sejak Kecil
Bukan sedari besar dan berada, Iman Usman mulai sharing. Sejak kecil ide-ide berbagi itu sudah berkembang. Walau keluarga Iman Usman tergolong sederhana, orang tua Iman sering membelikan buku-buku bekas untuk memfasilitasi kegiatan belajarnya. Melihat tumpukan koleksi buku dan warung orang tua yang lama tak difungsikan, terbersit gagasan untuk membuka perpustakaan. Tujuannya agar teman-teman dan anak-anak kecil di sekitar rumahnya bisa meminjam dan membaca buku-bukunya dengan skema yang lebih jelas.
Aksi sederhana dan spontan tersebut menjadi fondasi awal Iman Usman bergerak di bidang sosial. Sejak saat itu Iman Usman percaya bahwa perubahan bisa dilakukan oleh siapa pun, tidak mengenal umur. Sekaligus sebagai motivasi dan pengingat dirinya untuk terus berjuang dibidang pendidikan.
Pesan yang didapat Iman Usman dengan aktif di berbagai aktivitas sosial
Nyatanya gerakan sosial terus berkelanjutan hingga sekarang, hingga Iman Usman dewasa. Bila ditanya pesan apa yang Iman Usman peroleh dengan aktif di berbagai aktivitas sosial. Dia menjawab berbeda-beda setiap tingkat perkembangan kedewasaannya. Namun, ada pesan yang bisa dipetik oleh kita, pembaca.
Pesan yang dirasa saat kecil
Dulu, waktu kecil, Iman Usman mendapatkan kenyamanan dan penerimaan dengan beraktivitas sosial. Ketika remaja, masa kuliah, terlibat di aktivitas sosial membantu Iman Usman mengenal diri sendiri. Disana ia mengeksplorasi bakat dan potensinya tanpa takut salah ataupun dinilai oleh orang lain.
Pesan yang dirasa saat dewasa
Sekarang, Iman Usman sudah dewasa, terlibat di aktivitas sosial adalah wujud rasa syukur. Wujud tindakan pay it forward (kebaikan itu harus diteruskan, agar dia menular) yang terus dilakukan dalam keseharian. Melayani memberi rasa damai dan tenteram dalam hidup Iman Usman.
Iman Usman sadar bahwa ia tak kan mampu sampai ke titik pencapaian ini, tanpa ada uluran tangan-Nya dan tangan orang-orang lain. Yang menunjukkan jalan, yang membuka kesempatan, yang memberi semangat, yang percaya gagasannya, yang membantu banyak hal lainnya.
Sadar akan hal itu, Iman Usman berusaha untuk pay it forward disetiap hal yang ia kerjakan. Harusnya tidak ada kata cukup bagi berbagi.
Berbagi bukan saat kita diberi kelimpahan saja, tapi setiap saat.
Selama ini Iman Usman pikir giving back sebagai duty atau responsibility,
padahal berbagi itu adalah sebuah sebuah privilege.
Menggali nilai berbagi
Terpukau ya IPers membaca pesan yang dirasa oleh Iman Usman dengan terlibat di aktivitas sosial. Lantas, apa value mulia itu sudah berada dalam dada kita IPers? Apa salah bila kita belum punya kesadaran tersebut? Beraktivitas sosial hanya untuk isi waktu luang atau sekadar pentas aktualisasi diri?
Iman Usman menjawab, tidak apa-apa, tidak salah. Menurutnya, waktu akan tiba sendiri. Semakin banyak berinteraksi dan berkegiatan sosial, rasa empati itu akan tumbuh dengan sendirinya. Berkegiatan sosial bukan lagi menjadi keharusan atau pembalasan dari rasa bersalah pada hal lain, namun menjadi kebutuhan.
Well IPers jangan pikir-pikir lagi saat akan berbagi. Pasti ada something yang bisa dipetik dan meningkatkan value diri. Jadi, apa cara jitu menggali nilai berbagi? Yakni, jangan tunda aktivitas berbagi dan teruslah berbagi.
Sumber pustaka:
Iman Usman. 2019. Masih Belajar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Celoteh Mahasiswi